Kreatif? Maknanya sangat banyak, bahkan
setiap orang bisa memaknai dengan berbeda satu sama lain. Kali ini saya Achmad
Munandar, he..he.. panggil saja Nandar akan sedikit berbagi tentang sudut
pandang saya dalam memaknai kata Kreatif dan saya akan sedikit berbagi tentang
pengalaman-pengalaman saya dalam mengimplementasikan kata kreatif itu.
#1. Kreatif itu adalah upaya
berfikir, ketika tak ada rotan apakah akar bisa dipakai? Bila tak ada akar
apakah daun bisa dipakai, dan apabila daun tak ada apa yang bisa dipakai?
SEPERANGKAT ALAT LUKIS.
Saya mendapatkan makna kata kreatif
ini, dari apa yang pernah diajarkan guru seni rupa saya ketika duduk di bangku
SMP, saat ini kami masuk materi keterampilan melukis, info buat pembaca saya
sekolah SMP di SMP N 2 Tlogowungu, kecamatan Tlogowungu Kab Pati Jawa Tengah,
sekolah yang letaknya di pegunungan dan kala itu tahun 2001 teman sekelas saya
hanya 24 orang. Rata-rata teman-teman saya orang desa dengan orang tua
mayoritas tani dan buruh tani, sama..saya juga he..he..nah bisa dibayangin
idealnya belajar seni lukis minimal memiliki Kanvas, Kuas, dan Cat Lukis atau
Akrilik. Bagi kami saat itu seperangkat alat lukis itu tidak murah guys, dan
kami diajarkan makna kreatifitas oleh guru kami ketika menghadapi situasi itu. Apa
itu?
Kanvas yang terdiri dari bingkai kayu kotas dan kain yang tahan air
alias tidak menyerap cat kami buat sendiri dengan menggunaka Kain Karung
Gamdung/Terigu cap Segitiga Biru, anak yang lahir 90-an pasti familiar
ha..ha..agar tidak rembes catnya, kain itu kami lapisi ACI. Bukan ASI ya
ha..ha..Aci itu adonan Tepung Topioka dengan Air panas. Adonan yang sama bisa
digunakan untuk lem kertas. Kreatif ya? :D
Kuas, dari pada beli kuas lukis buat melukis lebih baik uangnya buat
bayar SPP yang kala itu sebesar Rp 15.000/bulan. Kami di ajarka membuat kuas
dari sabut kelapa, kami anak desa pegunungan tidak susah kalau hanya menari
sabut kelapa. Nah untuk Catnya yang seharusnya menggunakan Cat khusus atau
acrilik, kami cukup menggunakan cat besi yang kalegnya kecil-kecil kayak kaleng
sarden he..he..tapi jangan salah hasilnya tetap kere dan diantara 24 siswa
sekelas saya kalau itu setidaknya 20% nya jago lukis juga, bakat yang terpendam
:)
Lomba POSTER
Kali ini setting ceritanya ketika masa SMA, waktu itu sekolah sedang
mencari wakil tiap kelas di kelas XI untuk mewakili sekolah lomba poster
tingkat kabupaten, kami siswa pilihan yang pinter dalah seni rupa dari tiap
kelas ciee..ha..ha.. diminta membuat poster dengan gaya masing-masing tema yang
diberikan adalah tentang penghijauan dan gerakan anti narkoba. Waktu tehnikal
meeting dengan wakil dari kelas lain tiba-tiba saya minder, kenapa? Karena ternyata
itu temen-temen saya semua di ekstra kurikuler seni rupa, saya tahu betul
kemampuan gambar mereka ada yang ahli manga, naturalis. Maka saya berfikir
konsep apa yang kan saya buat agar berbeda dan bisa unggul, sebenarnya
masalahnya bukan Cuma skill menggambarnya sih, tapi juga gak ada modal
he..he..sebagai informasi ketika SMA saya disekolahkan oleh Orang Tua Angkat
saya yang juga Guru Waktu SMP, jadi enggak bangetlah kalau mau minta uang
tambahan untuk membeli alat gambar lukis. Dan ide saya adalah...
Ketika melihat bekas kertas-kertas warna waktu dekor acara di sekolah
tiba-tiba saya punya ide, bagaimana kalau saya gunakan untuk membuat psoter? Caranya?
Setelah membuat konsep icon poster dan kata-kata yang akan saya tampilkan,
konsep itu saya tuangkan di selembar kardus tebal sebagai alas, ion dan tulisan
serta latar belakang dari potongan-potongan kertas bekas, makna dan pesan tetap
tersampaikan dan secara visual hasil akhirnya berbentuk timbul karena
tumpukan-tumpukan kertas.
Surprise, ketika dinilai guru senirupa karya saya yang terpilih mewakili
sekolah, SMA N 2 Pati untuk lomba ke kabupaten, katanya Kreatif banget dan Go
Green karena Re Use sampah kertas, ha..ha.gak tahu aja beliau sebenere karena
gak ada duit.
#2. Kreatif itu bukan aku harus punya A-Z dulu agar bisa membuat sesuatu
X, tapi bagaimana agar bisa membuat sesuatu X hanya dengan A, B & C.
DISPLAY PRODUK KARDUS BEKAS
Praktek teori ini di thun 2013, ketika
outlet LOETJU merchandise tempat saya berkarya pindah alamat dan ruangannya
lebih besar dari tempat semula, untuk mengisi space yang tersisa ide saya
adalah menambah displya produk. Yang saat itu saya milliki adalah 3 rak besar
yang saya tempatkan menempel dinding-dinding ruangan. Praktis di bagian tengah
masih tersisan ruang kosong Ide yng ideal adalah menempatkan display yang
fleksibel bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan, semacam rancang bangun. Setelah
mencari bentuk dan baha yang tepat saya putuskan berbentuk kubus dengan bahan
kayu berukuran 30x30x30cm. Jadi enak ketika punya kubus minimal 5 pcs bisa
ditata menumpuk sesuai kebutuhan sedangkan produk merchandise bisa ditempatkan
di atasnya.
Tapi ide indah ini terkendala masalah
anggaran, kami baru saja pindah dengan omzet dan laba yang sedikit menurun
dibanding lokasi awal, prioritas kami adalah memaksialkan anggaran yang
terbatas untuk mengembalikan omzet dan laba agar stabil yang artinya anggaran
marketing diperbanyak dibanding anggaran infrastruktur. So..gimana dong?
Ide ini muncul ketika sedang main ke tempat usaha Footo copy teman,
banyak kardus bekas kertas A4 yang tidak terpakai, basanya oleh teman saya
dijual ke pengepul kertas. Saya minta kardus bekas itu, secara bentuk sudah
sesuai ide saya kubus dengan ukuran 30cm. Secara fungsi bisa digunakan sebagai
display produk yang portabel, hanya saja secara estetika kardus bekas ini
kurang keren kalau hanya digunakan begitu saja dengan “telanjang” karena
terpampang brand produsesn kertasnya. Setelah mencari ide dari awalnya akan
daya bungkus dengan kertas kado tapi kuran filosofis, akhirnya saya putuskan
membungkusnya dengan koran bekas. Kenapa koran bekas? Sekali lagi kalau ada
orang yang bertanya saya akan jawab seperti guru seni rupa SMA saya, Re
Use...Go Green ha..ha..
#3. Kreatif itu adalah kemampuan melihat sesuatu dari sudut yang orang biasa
tak melihatnya atau diluar kebiasaanya orang kebanyakan.
GANTUNGAN KUNCI PAPAN PCB
Apakah diantara para pembaca ketika
SMP masih mendapatkan pelajara muatan lokal Elektronika? Dan salah satu tugas
prakteknya adalah membuat lampu Flip Flop yang kedap-kedip bergantian
menggunakan lampu LED? Saya sebagai orang yang ngakunya kreatif antusias banget
ketika pelajaran satu ini, bagi saya yang baru Anak SMP kala itu sesuatu yang
keren abis, bisa membuat rangkaian lampu flip-flop. Apalagi papan tempat
menyolder komponennya yang biasa disebut papan PCB (Printed
Circuit Boards) dibat
sendiri, caranya? Papan tembaga PCB yang lembaran digambar pola rangkaian
dengan spidol permanen Snowman, kemudian papan dilarutkan ke dalam larutan
ferriclorit
(FeCl3).
Apakah anda melihat sesuatu
yang lain dari cara membuat papan PCB ini? Kebanyakan orang mungkin hanya
melihat ini hanya sebuah proses, tapi yang saya lihat adalah..bahwa papan
tembaga yang di tulisi dengan spidol permanen ketika dilarutkan di ferriclorit
akan membentuk pola, dan pola itu akan susah hilan alias awet serta warnanya
menarik.
Ha..ha..aneh banget ya cara
pandang saya, dan otak komersil saya bermain, gimana kalau gambar yang ditulis
bukan alur rangkaian elektronika? Bagaimana kalau saya menulis ornamen dan
sebuah nama dengan indah? Buknkah hasilnya sama, akan tercetak seperti apa yang
ditulis dan awet serta berwarna emas? Jawabannya adala IYA. So mengapa hanya
dibuat papan PCB? Bagaimana kalau dibuat Gantungan Kunci?
Ide ini saya praktekkan dan saya
tawarkan ke teman-teman ada skitar 10 orang yang memesan, dengan modal per
gantungan kunci Rp 1.000,- saya menjualnya seharga Rp 2.000,- untung 1.000 kan?
Ha..ha..waktu itu otak saya jadi komersil dan cerdas karena sedang butuh uang,
bapak saya terkenan strok dan saya ingin membantu ibu J
Itu dulu sedikit share tentang Kreatif ala nandar, dikesempatan berikutnya
insyallah saya akan berbagi tentang, melatif kreatfitas Semoga bermanfaat.
Saya Nandar
Sala Kreatif :)
ARTIKEL TERKAIT:
Tidak ada komentar