Halaman

    Social Items

NandarArt

Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan


Inovasi, Adaptif dan Kolaboratif Tiga Syarat Peran Maksimal Pemuda Masa Depan

Oleh: Achmad Munandar

*Artikel ini telah diikutsertakan pada Lomba Menulis Alumni Great Edunesia, bisa bibaca lewat tautan berikut ini: education.co.id


Menurut Mukhlis (2007:1) “pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, genrasi yang harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan”.

Sejarah mencatat peran pemuda sangat signifikan dalam perkembangan Bangsa Indonesia, dimulai pada tahun 1902 para pemuda yang tergabung dalam Budi Utomo memulai kesadaran pentingnya pendidikan bagi generasi muda, dilanjutkan pada tahun 1928 lewat Sumpah Pemuda yang membangun kesadaran akan persatuan dan nasionalisme dan tahun 1998 sebagai momentum dalam memperjuangkan demokrasi dan kesejahteraan rakyat.

Jika dirunut kembali sebenarnya masih banyak peran pemuda dalam upaya membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik, sebut saja Agustus tahun 2024 lalu, pemuda dengan berbagai elemen masyarakat dengan beragam gerakannya lewat Peringatan Darurat mampu menggagalkan sekelompok oligarki yang ingin mengakali konstitusi demi dinasti.

Tak melulu soal politik, semua bidang butuh peran serta pemuda agar perubahan positifnya segera terasa. Bidang pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatan juga butuh keterlibatan lebih banyak manusia berjiwa muda sehingga mampu mendobrak kebuntuan akan ide, ribetnya birokrasi dan lambatnya gerakan serta keperpihakan jika hanya mengandalkan peran pemerintah.

Namun, catatan penting yang ingin saya berikan lewat tulisan ini tepat di Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024 bahwa pemuda bukanlah sesosk Superman yang mampu menyelesaikan semua masalah bangsa dengan seorang diri. Toh kalau merujuk pada DC Universe bahkan Superman sekalipun butuh tim bernama Justice League untuk mengatasi masalah yang lebih besar.

Menurut saya setidaknya kita butuh tiga hal agar perubahan menuju bangsa yang lebih baik bisa segera terwujud dengan dampak yang lebih luas yaitu karakter inovatif, adaptif dan kolaboratif.

Pertama inovatif, banyak masalah kecil yang akhirnya jadi kronik akibat tak segera ditangani butuh ide-ide yang inovatif agar bisa diselesaikan secara efisien. Sebut saja misalnya uapaya memutus rantai kemiskinan, tidak bisa hanya mengandalkan satu solusi saja dan programnya juga harus disesuaikan dengan sasarannya.

Mereka yang sama sekali tidak punya pekerjaan diberikan pelatihan dan akses terhadap lowongan pekerjaan, mereka yang sudah berwirausaha dibantu modal, jaringan dan pengetahuan untuk pengembangan dan gerasi muda dengan potensi akademik dari keluarga tidak mampu dibantu dengan beasiswa dengan tujuan kelak bakal mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga jadi agen pemutus rantai kemiskinan.

Kedua adaptif, ide-ide kreatif di atas kadang dalam pelaksanaannya bakal menemukan kendal di lapangan seiring dengan perkembangan situasi di masyarakat. Maka karakter adaptif harus dimiliki sehingga mampu meyesuaikan diri dengan cepat.

Dahulu poster, selebaran dan spanduk adalah alat paling efektif dalam mempromosikan jualan. Hari ini masyarakat lebih banyak menatap layak handphone dan bercengkrama di media sosial yang artinya agar promosi lebih efektif harus disesuaikan dengan audiennya. Maka pelaku usaha harus mau dan mampu adaptasi dengan perkembangan sehingga dapat hasil yang maksimal.

Tidak mudah memang, karena penerapan karakter adaptif ini butuh keterbukaan pikiran akan hal-hal baru, tidak cepat berpuas diri dan kemauan keras untuk belajar lagi.

Terakhir kolaborasi, hari ini sudah gak jaman lagi melakukan semua seorang diri. Selain energi yang bakal terkuras di tengah jalan, secara kemampuan mustahim seorang diri menguasai semua hal. 

Bekerjasama dengan pirnsip saling menguntungkan tidak pernah salah, justru dengan kolaborasi sebuah pekerjaan akan semakin ringan, bisa mendapatkan banyak masukan karena dipikirkan banyak kepala dan menambahkan jaringan tentunya.

Jadi untuk sobat pembaca, para gerasi muda yang ingin berperan dalam menciptakan msa depan yang lebih baik mari kita lihat diri kita sendiri, sudahkan kita memilki tiga karakter di atas? Jika belum ayo segera lakukan.

#menulis_oktober




Inovasi, Adaptif dan Kolaboratif Tiga Syarat Peran Maksimal Pemuda Masa Depan



Di era digital ini kehadiran website menjadi sangat penting sebagai rumah utama dan markas besar baik untuk keperluan pesonal, sekolah dan perusahaan. 

Dengan memilki website kita akan lebih mudah ditemukan di internet sehingga bisa menyampaikan banyak hal dari gagasan dan ide lewat website personal, kegiatan dan keunggulan institusi lewat web sekolah dan produk serta jasa lewat web company profile.

Walau demikian membuat website tetaplah tidak mudah, butuh keterampilan teknik sejak mengotak-atik template hingga membuat isinya.

Dari sekian banyak paltform, blogger yang merupakan produk dari Google bisa jadi pilihan yang sederhana dalam pengelolaan dan harga yang terjangkau.

Lewat postingan kali ini, saya igin menawarkan jasa pembuatan website sederhana berbasis Blogger dengan harga yang terjangkau.

Hanya dengan Rp1.500.000 
anda sudah bisa memiliki website untuk keperluan personal, media onlie sederhana, website sekolah dan company profile.
Pilihan top level domain dari .com, .id hingga .sch.id


Berikut adalah pilihan template dan link contohnya:

1. Template A



2. Template B


3. Template C


4. Template D


5. Template E


6. Template F


7. Template G


Untuk pemesanan bisa hubungi saya lewat pesan whatsapp 
di nomor 085292613001 
atau klik link berikut ini:

Jasa Pembuatan Website Sederhana dan Murah Berbasis Blogger di Kota Pati




Bali Ndeso, Mbangun Deso 
(Pulang ke Desa, Membangun Desa)

Oleh: Achmad Munandar

*Artikel ini telah diikutsertakan pada Lomba Menulis Alumni Great Edunesia, bisa bibaca lewat tautan berikut ini: education.co.id

Ketika tinggal di asrama Beastudi Etos selama tiga tahun, rutinitas pembinaan setiap pekan bersama rekan seangkatan dan pembinaan bersama setiap semester menjadi kegiatan yang sangat membekas.

Dalam prosesnya kami diberikan bekal dalam aspek akademis, agama, kepemimpinan dan pengabdian masyarakat. Saya bersyukur pernah terlibat dalam proyek sosial Kampung Produktif Bestusi Etos Semarang di Kelurahan Rowosari yang digagas oleh teman-teman etoser angkatan 2009 berdasar potensinya sebagai kelurahan penghasil pisang Cavandis.

Jujurly, selama tiga tahun proses pembinaan tersebut tidak setiap detik bisa saya nikmati dan jalankan dengan senang hati, kadang merasa ada keterpaksaan dan tidak jarang asal jalan saja sekedar menggugurkan kewajiban, namun tetap dijalani.

Seorang pendamping asrama kami kala itu pernah berpesan, “Jalani saja, kelak pasti ada hikmahnya”. Benar saja, runititas pengembangan diri yang diberikan oleh Beastudi Etos tersebut sangat terasa manfaatnya ketika saya sudah terjun ke masyarakat sebagai bagian dari khalayak.

Runitas di atas membuat kepekaan sosial kami jadi besar, ketika di sekitar ada kondisi yang menurut kami kurang ideal, jiwa pengabdian kami bergejolak, otak kami tak mau diam mencoba urun solusi dan tangan kami terasa gatal bila tak turun tangan.

Jika mahasiswa pada umumnya harus ikut organisasi dan membuat program pengabdian dahulu atau harus ikut KKN (Kuliah Kerja Nyata), turun ke masyarakat dalam berbagai program sosial sudah jadi makanan sehari-hari anak etos.

Long short story, tahun 2024 ini saya membulatkan tekad untuk “Bali Ndeso, Mbangun Deso” atau “pulang ke kampung halaman” untuk urun tangan mencoba bagian dari solusi dan pengembangan desa, belum seratis persen literally tiggal di desa, namun dalam bentuk membuat program pengabdian masyarakat.

Bekal lain yang saya dapat dari program pembinaan Beastudi Etos adalah kewajiban menulis artikel setiap bulan yang mengasah kemampuan menuliskan isi pikiran secara runut dalam bentuk tulisan, terlepas dari kualitasnya, awalnya kewajiban menulis artikel yang terasa berat jadi hobi menulis hingga menghasilkan sebuah website mendia online sederhana bernama Campusnesia.co.id yang kontennya seputar dunia pendidikan dan hiburan.

Kembali ke program pengabdian di atas, dengan menggabungkan kemampuan menulis dan keinginan memberikan sumbangsih bagi desa tercinta, awal tahun 2024 ini saya membuat platfom listing UMKM di desa saya Tegalharjo yang terletak di Kabupaten Pati Jawa Tengah bernama Pasardesaku.com.

Program ini didasari fakta bahwa banyaknya UMKM di Desa Tegalharjo belum memiliki direktori dan terdata dengan baik. Platform yang saya buat dengan template blog sederhana ini berisi daftar usaha di desa saya sehingga bisa dengan mudah ditemukan oleh masyarakat yang lebih luas lewat internet, berharap mendapat eksposure yang besar dan peluang mendapatkan pembeli dari daerah lain.

Selain berisi listing UMKM, di dalamnya juga berisi artikel, podcast audio dan video tips tentang UMKM dengan harapan bisa jadi masukan agar bisa lebih maju lagi dari sisi pemahaman, branding, manajemen keuangan dan lain sebagainya.

Dalam tahap selanjutnya, lewat platform ini saya ingin mencoba mendampingi usaha-usaha yang sudah jalan agar lebih maju lagi, dari hal sederhana pembuatan spanduk, stiker, kemasan, cara berjualan online dan sebagainya.

Selamat ulang tahun untuk Dompet Dhuafa, terima kasih untuk semua kebaikan yang sudah diberikan dan kawah candradimuka bernama pembinaan pengembangan diri Beastudi Etos yang menumbuhkan dan memupuk rasa kepedulian sosial serta memberikan kesempatan pada kami untuk praktik dan terjun langsung sehingga jadi bekal berharga ketika benar-benar kembali ke masyarakat.

Bali Ndeso, Mbangun Deso

 





Ini adalah Sitemap Situs Website Nandarart.my.id


Sitemap Situs Website Nandarart.my.id



Nandarart.com - Teman-teman yang suka membaca, kadang kita bingun mencari bacaan berkualitass dan gratis, kali ini saya akan membagi e-book yang saya tulisa dan saya bagikan gratis.

Semoga e book yang saya tulisa ini bermanfaat walau bahasannya masih seputar tema-tema sederhana dan remeh temeh serta cetek ilmunya.

silahkan dipilih dan didownload sesuai selera dan passion teman-teman. Link download e book gratis bisa klik di sini 

Kumpulan E-Book Gratis, Download Sekarang Juga!




Kpopuler.com -- Sejak pertama kali buka 1 januari 2010 hingga hari ini, sebagai pelaku industri kreatif dan UMKM, Loetju.com selalu mencoba hal yang baru dalam hal memperkenalkan produk dan jasa kami, atau dalam bahasa lain strategi marketing.

Sebagai anak baru, kami mencoba cara apa yang disebut Hard Selling. Menawarkan produk dan jasa secara to the point. "Hai kami Loetju, tempat cetak merchandise dan souvenir, berikut daftar produk dan harganya, yuk silahkan dibeli" begitu kira-kira kalau dibahasakan.

Lalu kami belajar, mengukur dengan standart diri kami sendiri, memposisikan jika kami adalah customer. Kadang kala jika tak sedang benar-benar butuh rasanya enggan menanggapi iklan yang sifatnya Hard Selling.

Dari pengalaman itu, kami mencari cara bagaimana tetap bisa promosi tetapi tidak "terlalu frontal" atau dikemudian hari kami belajar strategi yang kami maksud disebut "soft selling". 

Banyak cara yang kami temukan, dari hasil riset, belajar dari buku dan mengikuti seminar. Akhirnya kami putuskan satu cara yang secara tujuan "soft selling" tercapai tetapi tetap menjaga idealisme value tujuan kami berbisnis yaitu "menginspirasi dan menebar manfaat sebanyak-banyaknya".

Langkah pertama adalah menentukan segmen market Loetju, kami putuskan kami fokus pada pasar dengan demografi; Pelajar, Mahasiswa, Profesional, rentang usia 13-40 tahun, tinggal di Indonesia terutama Kota Semarang.

Berikutnya, kami membuat sarana yang bisa customer kami kunjungi untuk mendapat value, cara ini bagian dari service selain proses jual beli, yang kami ringkas dalam 2 kata "value service". 

Pilihan sarana jatuh pada media online, perwujudan visi misi nya kami rangkum dalam 3 kata; informatif, inspiratif dan prestatif. 

Berisi konten yang mengandung informasi yang positif, cerita yang inspiratif dan prestasi-prestasi anak bangsa. Sebagai tambahan kami hadirkan info Beasiswa, Lomba dan Lowongan Kerja.

Tujuan kami agar sobat Loetju di manapun berada bisa mendapat hal yang positif dari setiap konten yang kami sajikan, dari informasi yang bermanfaat, bisa menjadi inspirasi berbuat kebaikan sehingga bermuara menghasilkan prestasi.

Media itu kami beri nama Campusnesia.co.id kami luncurkan dari tahun 2016 dengan domain gratisan blogspot hingga di tahun 2017 melihat antusiasme pembaca akhirnya berdomain co.id.

Semoga dengan hadirnya media Campusnesia.co.id bisa jadi nilai tersendiri dalam mewujudkan value service.

Jualan tidak melulu dengan hard selling, kami yakin dengan soft selling pun bisa berhasil. Semoga bermanfaat sampai jumpa.




Website "Campusnesia.co.id" Value Service ala Loetju



Nandarart -- Kamu cebong kamu kampret, dikotomi akibat dukung mendukung capres cawapres semakin meruncing akhir-akhir ini, bisa jadi karena kurang dari sebulan lagi pencoblosan akan dilakukan. 

Saya kurang tahu pastinya kapan, muncul istilah cebong untuk mengidentifikasi pendukung capres 01 dan kampret untuk pendukung 02. Tetapi menurut saya cikal bakal terbelahnya masyarakat kita adalah sejak pilkada DKI 2012 lalu, dilanjut Pilpres 2014 yang calonnya hanya 2 dan semakin panas tatkala Pilkada DKI 2017 sayangnya Pilpres 2019 dengan hanya ada 2 pasangan calon lagi.

Saya sudah sampai level jijik melihat polah Diehard kedua pasang calon dalam mengkampanyekan calon dan menyerang calon lain. Diakui atau tidak, polarisasi dan pembelahan terjadi di masyarakat yang akhirnya sangat dikotomis.

"Kamu pendukung 01 ya?" 
"Bukan"
"Berarti pendukung 02?"
"ya belum tentu Zainal!"

Dialog seperti diatas sering kita temui, seolah hidup harus berpihak pada salah satu saja, toh memilih gak harus jadi pendukung kan? dan bisa jadi golput juga.

Banyak peristiwa tidak penting akibat polarisasi politik kubu-kubuan ini, ada suami istri yang ribut, ada yang pacaran putus, bahkan pernah ada berita hnngga adu fisik jotos-jotosan.

Kesimpulan saya, tidak penting banget, kamu boleh menjadi pendukung salah satu capres, jadi cebong atau kampret, silahkan. Tetapi tetap gunakan akal sehat. Pilpres dan pemilu cuma sehari dan 5 tahunan. Sungguh eman-eman persahabatan dan seduluran yang selama ini sudah terjalin hanya gara-gara pilpres semata.

Pesan saya juga, dukung seperlunya, cintai sewajarnya, benci secukupnya setelah Pilpres sebaik apapun pemerintahan yang terpilih kita musti tetap mengusahakan sendiri nasib kita. Gak bisa kemudian ujug-ujug jika pilihan kita menang lalu kita leha-leha dan tiba-tiba sejahtera.

Sepengamatan saya mereka yang ngotot hingga berbusa-busa adalah (1) pendukung yang idealis, (2) pendukung yang dibayar dan (3) mereka yang terlanjur malu dengan junjungan masing-masing namun gengsi mengakui kelemahan tiap junjungan, maka yang terakhir ini sebenarnya tidak sedang membela junjungannya namun membela harga dirinya sendiri. Ya kalau kamu bukan diantara Ketiga golongan di atas, ngapain serius amat sampai segitunya.

Saran Saya
Sebagai anak bangsa, saya khawatir dengan kondisi seperti ini, terlihat selama 5 tahun polarisasi itu tak kunjung reda. Dan menjadi bibit-bibit baru keretakan kerukunan. Saya menyarankan selain mendukung sewajarnya, bersikaplah adil dan gentel, siapapun yang terpilih nanti jika program dan prestasinya baik ya akuilah, apresiasi. Namun jika salah dan kurang sudah sewajarnya kita krtitik demi perbaikan, sekalipun dulu ia pilihan kita.

Kadang saya prihatin, orang-orang yang entah siapapun pemimpinnya jika salah dicari Rasionalisasi pembenaran akan kesalahan itu dan jika bukan pilihanya maka tiap hari dicari terus kesalahanya seakan tak ada kebaikan sedikitpun dari orang itu.

Saya khawatir ya, orang-orang seperti ini ketika hendak tidur yang terfikir adalah, 
"Besok si A, si B bikin salah apa lagi ya?"
"Semoga besok si A, si B bikin salah biar bisa kita Bully"

Gak usah senyam-senyum, hal itu terjadi pada Pemerintahan Presiden Pak Jokowi dan Pemerintahan Gubernur Jakarta Pak Anis Baswedan. Cebong-Kampret Podho wae!. Saya menyebutnya Benci mah Benci aja!, kalau sudah benci maka akal sehat tidak jalan. 



Jangan-jangan kita memang tidak ingin Indonesia maju dan sejahtera, atau hanya ingin Indonesia maju dan sejahtera jika dipimpin golongan kita saja, Egois gak sih?

Astagfirullahadzim 

Ayolah, kita ingin Indonesia lebih baik kan? secara jumlah penduduk, potensi alam dan manusianya Indonesia harusnya bisa lebih besar dan bisa berperan lebih besar di Dunia dari yang sekarang. Maka stop jadi Cebong dan Kampret, jadilah manusia.

Nandar
Simpatisan Garbi Semarang 


Kamu Cebong, Kamu Kampret, Aku jadi Manusia saja!




Kang Mad -- Hari-hari menjelang pemilu dan pilpres semakin dekat. Sayang bukanya semakin adem justru semakin panas saja. Salah satu yang saya sayangkan dari gelaran pilpres sejak 2014 dan 2019 ini adalah munculnya calon yang hanya berjumlah 2 pasang saja.

Kalau kita mau cari akar masalahnya selain abang batas pencalonan yang 20% juga mahalnya biaya politik. Sehingga mempersempit putra bangsa lain yang ingin mencoba meperbaiki negeri ini dengan mencalonkan diri sebagai presiden dan wakilnya.

Kembali ke paragraf pertama, efek dari hanya ada 2 pasang calon ini adalah polarisasi politik yang sudah sampai level memprihatinkan. Berpeluang memecah belah bangsa ini. Mengkotak-kotakan antar sesama. Lalu muncul istilah yang dikotomik, kamu cebong kamu kampret, kamu nomer 1 kamu nomer 2, kamu baik yang satu jahat dll. Tidak pernah ada ujungnya.  

Read english news at Nesianetwok.id

Hari-hari ini kita membaca berita antar pendukung saling debat, caci maki bahkan ada yang bermain fisik. Ngono kuwi faedahe oupooo?

Padahal pilpres ini hanya sesaat dan apapun hasilnya dengan skeptis saya mau bilang kita tetap harus kerja keras jika ingin hidup lebih baik. Kecuali anda adalah orang-orang yang ikut terlibat dalam kontestasi ini dan akan mendapatkan bayaran atau jabatan jika salah satu calon terpilih, aka wajar berjuang mati-matian agar calonya menang. Kalau tidak ya ngapain ngotot segitunya.

“ Harusnya jumlah swing voters lebih banyak”

Di tengah kondisi yang dikotomik tadi, kalau kita perhatikan dari berbagai lembaga yang mengeluarkan hasil survey ada kelompok lain selain pendukung nomer 1 dan 2, yaitu swing voters istilah untuk mereka yang belum menentukan pilihan. Saya ingin mengaku di tulisan ini, pilpres kali ini saya masuk golongan ini, saya akan tetap menggunakan hak pilih, tapi baru akan saya putuskan sesaat sebelum mencoblos.

Banyak alasan, yang paling kuat adalah saya ingin  memberi kesempatan lebih tepatnya ingin melihat para calon dan timsesnya menyakinkan saya bahwa mereka mampu melihat masalah yang sedang dihadapi negeri ini dan punya solusi yang feasible. 

Hingga hari ini jujur saya belum melihat itu, yang lebih dominan masih saling eributkan hal-hal remeh misalnya keselip lidah dan lain-lain.

Saya berpendapat harusnya golongan swing voters ini lebih banyak, karena hingga hari coblosan tiba mereka saya asumsikan memposisikan diri di wilayah netral sehingga bisa melihat gelaran politik lima tahunan ini lebih jernih.

Karena percaya tidak percaya, mereka yang hari ini sudah menetapkan pilihan saya ibaratkan orang yang sedang jatuh cinta dimabuk kepayang. Mohon maaf adegiumnya melihat kotoranpun disangka coklat. Sudah sulit untuk disadarkan dan digoyahkan keyakinan dukung mendukungnya.

Setidaknya ada 2 hal menurut saya, pertama yakin 100%  bahwa yang didukung baik. Atau gensi karena sudah terlanjur mendukung. Maka tidak peduli apapun polah sang junjungan akan dibela, benar akan dibela kalau salah dicari rasionalitasnya. Jujur saja, iya kan? 

Maka sayang sekali, dalam beberapa survey golongan swing voters jumlahnya tidak seberapa, andai lebih banyak pilpres dan pemilu 2019 akan lebih menarik, karena lebih banyak orang yang waras, mampu melihat dengan jernih setiap gagasan, program dan solusi yang ditawarkan para calon. Serta punya peluang megkritisi dan memberi masukan dengan jernih pula.

Apapun pilihan dan pijakan anda hari ini, pesan saya jaga kerukunan, setelah hajatan politik ini tetap saja kita harus bekerja dan kembali ke kehidupan semula. He he.



Bagikan ke WhatsApp

Harusnya Jumlah Swing Voters Lebih Banyak




Nandarart -- Per 21 November 2018 ini alhmadulillah tercatat sudah 1.535 pcs plakat kayu yang terjual. Bila dibandingkan dengan pencapaian sepanjang 2017 yang sejumlah 1.300 pcs atau naik 235 pcs. Masiha ada 9 hari lagi menuju akhir november dan masih ada desember, optimis insyaallah bisa bertambah lagi.

Terimakasih untuk semua customer Loetju, sempat ada keraguan ketika ide plakat berbahan perca kayu jati ini hendak diluncurkan, salah satunya karena masyarakat sudah terbiasa dengan plakat kayu berbahan MDF dengan warna hitam, sempat ada penolakan di awal tapi alhamdulillah kini plakat kayu Loetju dengan ciri khas berbahan kayu jati dan warna yang lebih muda sudah bisa diterima dan menjadi trend setter.



1 produk 4 kebaikan
Pertengahan tahun ini kami membuat promo dengan judul "memperkenalkan plakat kayu" dan menampilkan 8 alasan mengapa plakat kayu produksi kami layak di pilih dan dibeli. Dari mulai fakta tentang banyaknya perca bahan kayu jati, banyaknya yang butuh lapangan pekerjaan, fakta bahwa kayu adalah material yang baik untuk lingkungan hingga pilihan kami mengolah peluang dan kebutuhan itu jadi sebuah program yang menghasilkan produk.

Akhir tahun ini, kami kembali membuat kampanye dengan tagline "1 produk 4 kebaikan" dengan tujuan menyampaikan pada masyarakat, ketika di pasaran ada produk sejenis dengan kualitas dan harga yang sama, kami berikan alternatif dengan menghadirkan "value" 4 kebaikan untuk dijadikan pertimbangan.


Pertama, Mengurangi pembuangan perca kayu jadi yang notabene secara kualitas kayu kuat dan bagus, karena merupakan bagian kecil dari kayu yang juga digunakan untuk produksi mebel.

Kedua, Ramah lingkungan, kayu adalah material sempurna justru karena ketidaksempurnaanya. Ia akan kembali ke alam pad awaktunya. Berbeda dengan bahan plastik yang justru tidak sempurna karena kesempurnaanya, ia butuh ratausan bahkan ribuan tahun agar bisa kembali ke alam.

Ketiga, Meningkatkan nilai jual produk, jika sebelumnya perca bahan ini hanya berakhir sebagai kayu bakar, maka ketika ia disatukan dengan potongan yang lain dan disentuh dengan kreatifitas serta keuletan kini ia tak hanya sekedar kayu bakar yang bakal jadi arang atau abu, tapi ia naik kelas dengan menghiasi rak-rak dan lemari orang-orang sebagai cindera mata.

Keempat, Membuka lapangan kerja, alhamdulillah walau belum banyak setidaknya kami sudah turut serta membantu membuka lapagan pekerjaan, para pengrajin, pengantar dari workshop di pati ke semarang, karyawan di semarang dan saat pesanan banyak memberdayakan mahasiswa untuk membantu packaging.

Terakhir, semoga tahun depan tambah baik dan terimakasih untuk para mitra pengrajin, mitra pengantar, rekan-rekan tim Loetju semarang serta tentu saja pelanggan setia plakat kayu Loetju.



1 Produk dengan 4 Kebaikan Sekaligus



Nandarart -- Orang tertawa ketika Tirto Utomo menawarkan gagasan air minum dalam kemasan botol, tapi hari ini kita semua paham semua air mineral adalah Aqua.

Nokia menyepelekan tombol qwerty, tackball dan trackpad blackberry hingga akhirnya ia kewalahan sat psarnya tergerus, saat mulai ikut trend sudah kalah, demikian juga saat samartphone layar sentuh iphone muncul.

Gagasan, 
Suatu ide hasil dari membaca sejarah (masa lalu) memahami keadaan (masa sekarang) dan memprediksi (masa depan).

Tiga kelompok yang akan muncul ketika sebuah gagasan dilempar ke publik:
1. Mereka yang sepemahaman, setuju dan akhirnya mendukung agar gagasan itu terwujud

2. Mereka yang tidak setuju dan akan melahirkan gagasan tandingan

3. Mereka yang terinspirasi dan akan melahirkan gagasan yang bisa jadi dan lebih kompatible dengan kebutuhan jaman itu.

Semua golongan respon itu positif menurut saya, karena sebuah gagasan men-trigger orang lain untuk ikut berfikir dan menelaah. 

Jadi kalau punya gagasan, sampaikan saja.

Bisa jadi gagasanmu tepat sebagai solusi atas masalah yang sedang terjadi dan didukung agar terwujud.

Bisa jadi gagasanmu tidak tepat, tapi dengan kamu sampaikan gagasan yang tidak tepat itu mendorong orang untuk mengoreksi sehingga lahir gagasan yang lebih tepat.

Bisa jadi juga gagasanmu belum disadari kalayak, belum menemukan jamanya. Tapi tak apa, kelak bisa jadi lahir gagasan yang lebih kompatible dengan jamannya yang terinspirasi dari gagasanmu itu.

Setiap Gagasan akan Menemukan Jamannya



Nandarart - Bicara tentang tentang kepahlawanan bapak Sukarno, founding father, proklamator dan presiden pertama republik Indonesia tidak akan ada habisnya. Beberapa hal yang secara pribadi penulis kagumi dari beliau adalah kepiawaian dalam Bernarasi dan Gagasan-gagasan yang membangkitkan otimisme dan semangat.

Selain itu Sukarno juga dikenal sebagai tokoh yang sering melahirka istilah-istilah baru yang menarik, sebut saja Berdikari atau Berdiri di Bawah kaki sendiri atau secara sederhana bermakna Kemandirian. Ada pula JAS MERAH yang bermakna Jangan Sekali-kali melupakan Sejarah.

Penulis mengenal istilah Jas Merah saat duduk di bang Sekolah Dasar, SMP dan SMA dan mulai sering menggunakan istilah tersebut saat mahasiswa dan bergelut dalam dunia aktivisme. Kurang lebih yang dimaksud presiden Sukarno adalah kita sebagai generasi penerus jangan melupakan sejarah karena harus menghormari dan "Belajar" dari sejarah itu.

Hanya saja jujur, Implementasi kata Jas Merah yang seperti apa dalam penggunaanya untuk belajar di masa depan penulis sendiri belum tahu secara gamblang. hingga sebulan terakhir ini saat ramai khalayak membiarakan calon-calon presiden RI yang akan berkontestasi di pilpres 2019 mulai bermunulan penulis memnutuskan mencari informasi masing-masing bakal calon dengan segala narasi dan konsep yang di usung untuk indonesia lebih baik.

Dari sekian calon itu, yang akan nyambung dengan judul di atas saya menemukan salah satubakal alon yang memiliki pemaparan menarik yaitu Anis Matta dari PKS dengan ARah Baru Indonesianya.

Beliau, membangun konstruksi berfikir dengan menggunakan landasan sejarah dan forcasting atau ramalan tentang masa depan indonesia dan dunia.

yang menarik, beliau berpendapat bahwa apa yang terjadi di Indonesia sejak kemerdekaan 1945 tidak bisa dilepaskan dengan kondisi politik Internasional, begitu pula peristiwa 1965, 1998 dan 2008. Kerangka besar teori ini beliau sebut sebagai wawasan Geo Politik.

hmm..penulis tidak pandai menyarikan gagasan beliau ke dalam tulisan, saya putuskan untuk mengutip saja ya, dari video safari politik beliau di tasikmalaya april 2018 kemarin. Sumber Youtube.

***
Saudara-saudara sekalian, saat ini kita menyaksikan dalam 3 level, satu di negera kita, dua di negara islam dan Tiga di negara keseluhan yang ada di dunia ada 2 krisis, pertama krisi ideologi atau krisi s narasi dan yang ke dua adlaaha krisi kepemimpinan. Krisi ini terjadi di negara kita terjadi di dunia islam dan terjadi juga di dunia.

apa yang terjadi di negara kita merupakan iplikasi dari apa yang terjadi di dunia global yang disebut geopolotik.

Tiga peristiawa sejarah indonesia yang diperngaruhi peristiwa geo potik:
1945, jepang kalah oleh amerika, sukarno pernah memprediksi kira-kira saat yang tepat memplkamirkan kemerdaan adalah saat jepang kalah. Kita dapat manfaat besar dari celah geopolitik.

1965. saat kudeta PKI di indonesia yang sedang terjadi di dunia adalah, perang dingin 1946 setelah perang dunia ii. kekuatan dunia terbagi 2 kelompk timur dan barat, masing-masing kekuara ini elaukan rekrutmen terhadapa negara-negara satelit. uni soiet dengan paham komunis. kecelakaan sejarah tahun 1965 adalah iplikasigeoolitik saat itu.

ketika orda baru muncul, kaptalsme sedang naik. di tahun 60-an ada 3 negra yang enaid negra satelit barat, jeopang, korea selaatan dan taiwan.

bersambung....

Menemukan Aplikasi Jas Merah Sukarno dalam Arah Baru Indonesia Anis Matta



Nandarart -- Pemilu 2019 menjelang, nomor urut partai sudah ditetapkan. Yang menarik ditahun yang sama akan digelar juga pemilihan presiden yang hingga hari sudah panas sebelum dimulai.

Nama sang petahana pak Jokowi hingga hari ini tak tertandingi popularitas dan elektabilitasnya, setidaknya demikian yang tergabar dari berbagai kata pengamat dan media masa.

Sementara itu, Parpol berlomba-lomba memunculkan nama-nama kader dan tokoh terbaik sebagai bakal calon presiden.

Ada yang menarik misalnya PKB yang dari awal memunculkan cak Imin (Muhaimin Iskandar) sebagai Cawapres, iya calon wakil presiden. Seakan "sadar diri" menjadi Capres bukan hal yang mudah. Tapi dari positioning ini menarik, saat yang lain berlomba menajdi Capres beliau menawarkan diferensiasi, ibarat produk berjuang di segmentasi Cawapres saat ini belum ada kopetitor yang kuat. he he kayak merketing bisnis saja.

Demokrat dengan tokoh muda AHY, PAN dengan Zulkifli Hasan, Gerindra dengan Prabowo dan Perindo dengan HT serta PBB dengan Yusril.

Walau ada juga parpol yang lebih memilih "cari aman" menetapkan dukungan untuk pak Jokowi sebagai capres mereka, sebut saja Nasdem, Golkar & partai baru macam PSi.

PKS? itu yang mau saya bahas, walau agak ketinggalan dari partai lain, PKS pun telah merilis bakal calon presidenya. Gak tanggung-tanggung 9 nama sekaligus.

Fyi yang belum tahu, dalam penentuan tokoh untuk suatu kontestasi politik PKS punya mekanisme internal yang disebut Pemira, pemilu internal untuk menjaring nama-nama yang potensial. 

Pemilihnya? Semua kader.

Contoh yang pernah saya ikuti saat DPD PKS kota semarang hendak memilih kader untuk calon walikota kalau gak salah, semua kader diundang datang menuliskan calon yang diajukan, siapaun yang dirasa sesuai kapasitasnya. (Waktu itu nulis nama murabbi sendiri :D)

Kenapa menurut saya ide 9 nama capres itu justru cenderubg kurang Konstruktif?

1. Gak Fokus, 
Idealnya satu nama saja sehingga lebih fokus dalam memperkenalkan ke publik dan bargaining position terhadap parpol koalisi.

2. Muncul kubu-kubuan & geng-gengan, 
saya menarik kesimpulan ini "hanya dari dinamika di sosial media twitter" semoga di dunia nyata tidak terjadi.

Seakan tidak ada arahan dari DPP siapa yang harus mendampingi calon 1 hingga 9, akhirnua muncul inisiatif dari kader-jader mengusung calon masing-masing. Hasilnya? Kubu-kubuan.

3. Kampanye yang sudah tidak sehat.
Idealnya masing-masing mengenalkan calon yang didukung dengan prestasi dan kapasistas masing-masing. Unfortunedly, sudah gak sehat, antar pendukung saling menegasikan satu sama lain, yang saya dapati di twitter, ada yang menyindir gagasan gelombang ketiga dengan istri ketiga, ada yang menyindir narasi arah baru tanpa solusi, ada yang mempertanyakan dari uang memasang baliho di kota-kota besar, yang terakhir menurut saya agak kelewatan menyinggung calon yang punya istri berkewarganegaraan luar negeri.

Saya menulis ini bukan karena benci, sejak punya hak pilih PKS adalah pilihanku. Saya bangga memilih partai yang peduli sekali dengan masyarakat. Dengan sukarela membantu kampanye baik di keluarga maupun sosial media.

Tapi munculnya 9 calon presiden menurutku ide yang jadi tidak produktif dalam eksekusinya.

Saya berprasangka baik, DPP memunculkan 9  nama untuk tes the water, menjajaki respon masyarakat dan penerimaan terhadap kandidat yang di tawarkan untuk menjadikan bahan pertimbangan memilih satu nama.

Tapi, yang terjadi sepengamatan saya tidak demikian.

Semoga ini jadi masukan dan ini ungkapan isi hati saya, simpatisan yang hanya baru bisa ngajak keluarga untuk memilih.

Wallahu'alam

9 Capres PKS "Ide yang Kurang Konstruktif"



Oleh: nandar

Saya akan menulis yang saya alami & amati saja biar lebih relevan. Politik jadi lebih menarik dan seru bagi saya saat tahun 2012. Ini kali pertama juga bagi saya kenal dan menggunakan media sosial twitter.

Dari sekian banyak tema, twit-twit tentang konstelasi politik menjadi salah satu tema yang menarik bagi saya.

Dan seperti yang pembaca tahu, tahun 2012 juga bersamaan dengan Pilkada DKI Jakarta yang dikemudian hari bak sinetron jadi berepisode.

Setahun setelahnya ada pilkada di Jabar & Jateng yang ikut seru, dan tentu saja 2014 Pilpres.

Entah di dunia nyata & sosial media lain, tapi di twitter masyarakat "seolah" terbelah. Kamu pendukung A & kamu pendukung B.

Kubu-kubuan ini menjadi dinamis & menarik serta menggelitik. Tiap hari Lini masa (time line) diwarnai berbagai perbincangan tentang kontestasi politik baik yang positif dan membangun hingga yang debat & serang (twit war).

Singkat cerita Pilpres usai dan ditetapkan pemenangnya yang kemudian jadi presiden. 

Apabila anda menira "pilpres" telah usai anda salah, karena time line tetap panas bahkan saat pilpres telah selesai. Yang kalah tiap hari menyoroti kebijakan pemenang dari yang besar hingga urusan "sepele" ada kalanya berupa Kritik tapi banyak juga yang menurut saya arahnya ke "nyinyir".

Sampai di sini sebelum melanjutkan saya punya sikap, di Pilpres saya secara pribadi dan kebijakan partai afiliasi saya mendukung capres yang kalah. Tapi saya berpendapat perdebatan harusnya usai ketika pemenang sudah ditetapkan. Kritik & kontrol tentu saja harus dilaksanakan & itu mudah bagi pihak yang kalah atau opisis, yang berat mah berani mengakui dan mendukung jika ap yng dilakukan capres terpilih baik dan benar.

Serasa dejavu dengan pilpres 2014 kita disuguhkan kontestasi yang tidak kalah seru di pilkada DKI 2017 kemarin.

Bedanya, bisa dikatakan kubu pemenang pilpres kali ini kalah dan sebaliknya kubu yang kalah pilpres menang.

Dengan segala dinamika dan pengaruh pilpres pada kubu-kubuan di twitter saya berharap tidak akan terjadi lagi pasca pilkada DKI.

Oh ya, Sebelum lupa ada beberapa nasehat-nasehat bijak dari kubu pemenang pilpres kepada yang kalah, misalnya "yang kalah legowo dong, ikhlas.." atau "kalau salah diingatkan kalu baik & benar dukung dong.." ada lagi "move on dong..pilpres sudah selesai".

Unfortunedly, nasehat bijak itu tak semudah dikatakan saat jadi pihak yang kalah. Dan hari ini 2 kubu nyaris tak ada bedanya dalam hal kritik atau bahkan nyinyir pada pemenang kontestasi politik.

Kita masuk inti ya he he..

Nah saya coba merenung, sepertinya ada yang kebih fundamental dari sekedar sebuah kontestasi politik dan ajang dukung mendukung. Kalau dibilang pilpres, pilkada dan pil..pil yang lain adalah nyari pemimpin dengan visi,   program kerja serta keberpihakan pada rakyat yang paling baik, sorry to say dari yang saya amati adalah omong kosong.

Nyatanya, bahkan ketika kata mayoritas khalayak seorang pemimpin mengeluarkan kebijakan dan program yang baik selalu saja salah dan jelek. Jadi masalahnya bukan program dan kebijakan tapi karena jokowi-jk dan anis-sandi saja. Benci mah benci aja.

Sebutan gaberner wagabener saja, bagi standar moral saya sudah jahat sekali. Seakan semua yang dilakukan adalah jelek. 

Hal fundamental berikutnya yang ketika saya renungkan jadi ngeri. Adalah tentang menagih janji.

Kita coba sepaham dulu, bahwa menagih janji kampanye seorang pemimpin adalah karena janji programnya baik dan akan menjadikan keadaan masyarakat lebih baik.

Tapi yang ada adalah, seolah-olah (naudzubillahindzalik..semoga hanya prasangka butuk saya saja) kita senang dan girang kalau janji pemimpin terpilih tidak berhasil diwajudkan/ditunaikan.

Dengan begitu seolah terkonfirmasi bahwa (harusnya) pemimpin jago kita yang terpilih yang paling baik dan yang menang sekarang adalah jelek (salah orang).

Jangan-jangan nih, ketika kita hendak tidur terpikir, "semoga besok pemimpin sekarang bikin kesalahan lagi.." ketika bangun buka sosmed "ada update apa? Pemimpin terpilih bikin kesalahan apa? Ada yang gagal lagi gak?"

Hanya karena kita ingin berkata.."nah kan..apa saya bilang".. naudzubillah.

Takdir itu sudah ditetapkan Tuhan, tapi wilayah manusia adalah wilayah penuh pilihan.

Saya memilih, ketika akan dan sedang berlangsubg kontestasi politik mencari pemimpin terbaik berjuang dengan segala daya upaya mendukung dan memenangkan calon yang saya dan partai afiliasi saya anggap baik.

Ketika kintestasi selesai dan pemenang ditetapkan, jika menang akan menjaga dan mengingatkan dan mengawal.

Jika kalah, akan mwngkritik jika kebijakan salah dan keliru dan tentu saja akan mendukung jika kebijakan pemimpin terpilih baik & bermanfaat.

Wallahu'alam..

Benci mah Benci Aja: Sebuah Renungan